Pemerintah menyadari bahwa perekonomian global saat ini masih terus dibayangi ketidakpastian yang tinggi. Risiko dan ketidakpastian tersebut berasal dari suku bunga yang masih tinggi, meningkatnya konflik geopolitik, ketegangan perdagangan yang makin meningkat, serta risiko struktural seperti perubahan iklim, digitalisasi, dan penuaan populasi. Situasi perekonomian global yang bergerak sangat dinamis di saat pembahasan RAPBN 2025 tersebut perlu direspon secara cermat dan tepat.
“Untuk itu, dukungan dari seluruh stakeholder dan dari Bapak dan Ibu sekalian anggota Dewan yang terhormat menjadi sangat penting,” jelas Menkeu.
Dengan mencermati dinamika perekonomian terkini dan prospek ke depan, pengelolaan APBN 2025 akan terus menghadapi tantangan yang kompleks dan tidak mudah. Oleh karena itu, APBN tahun 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.
“RAPBN 2025 sebagai instrumen fiskal terus akan menjadi instrumen untuk menjaga masyarakat dan perekonomian dari berbagai gejolak dan shock atau shock absorber,” ujar Menkeu.