IPOL.ID – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berduka atas insiden pesawat Voepass jatuh di Vinhedo, negara bagian Sao Paulo. Lula mengumumkan masa berkabung selama 3 hari. “Untuk mengenang 61 korban kecelakaan tragis di Vinhedo, kami telah menyatakan berkabung resmi selama 3 hari di negara ini,” kata Lula melalui akun X resminya, Sabtu (10/8/2024).
Sementara, maskapai Veopass mengonfirmasi pesawat yang jatuh di Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, pada Jumat (9/8/2024), menewaskan 61 orang, terdiri dari 57 penumpang dan empat kru. Voepass awalnya sempat menyebut pesawat tersebut mengangkut 58 penumpang, namun sebuah pernyataan di situs web maskapai tersebut merevisi angkanya menjadi 57 orang.
Pesawat ATR 72-500 yang dioperasikan oleh maskapai Voepass itu sedang dalam perjalanan dari Cascavel di Negara Bagian Parana menuju bandara internasional Guarulhos di Sao Paulo ketika jatuh di Kota Vinhedo.
Sebagaimana dilansir AFP, gambar-gambar yang disiarkan di media lokal menunjukkan sebuah pesawat besar berputar saat jatuh hampir secara vertikal. Sementara rekaman lainnya menunjukkan kolom besar asap membumbung tinggi dari lokasi jatuhnya pesawat yang tampaknya merupakan daerah permukiman.
“Tidak ada yang selamat,” kata Pemerintah Kota Valinhos yang terlibat dalam operasi penyelamatan dan pemulihan di Vinhedo dalam sebuah email yang dikirim ke AFP.
Vinhedo, dengan sekitar 76.000 penduduk, terletak sekitar 80 kilometer barat laut Sao Paulo. “Mayat-mayat sedang dibawa ke kamar mayat,” kata Pemerintah Kota Vinhedo.
Sebelum jumlah korban tewas resmi diumumkan, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan dalam sebuah acara di Negara Bagian Santa Catarina bahwa tampaknya tidak ada yang selamat, dan menyerukan untuk mengheningkan cipta bagi para korban.
Dalam sebuah pernyataan, Voepass melaporkan kecelakaan yang melibatkan penerbangan 2283. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menentukan penyebab kecelakaan, sambil memberikan bantuan penuh kepada keluarga korban.
“Pesawat tersebut, sebuah pesawat turboprop bermesin ganda, lepas landas tanpa pembatasan penerbangan, dengan semua sistemnya beroperasi,” tambah pernyataan tersebut. ATR, pembuat pesawat Perancis-Italia dan anak perusahaan Airbus, mengatakan bahwa para ahlinya bekerja untuk membantu para penyelidik. (lumi)