IPOL.ID – Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk pada Kamis (15/8) mengutuk kekerasan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang dilanda perang, dan mengungkapkan bahwa hampir 130 orang telah tewas setiap hari sejak 7 Oktober tahun lalu.
“Rata-rata, sekitar 130 orang terbunuh setiap hari di Gaza selama 10 bulan terakhir. Skala penghancuran rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah oleh militer Israel sangat mengejutkan,” kata Turk, dilansir Anadolu
Turk menekankan bahwa “situasi yang tak terbayangkan” di daerah kantong yang terkepung itu sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang kali tentara Israel dalam mematuhi aturan perang.
Dia juga mencatat pentingnya melindungi warga sipil, properti sipil, dan infrastruktur sebagaimana digariskan oleh hukum humaniter internasional (IHL).
“Kantor kami telah mendokumentasikan pelanggaran serius terhadap IHL yang dilakukan oleh militer Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina, termasuk sayap bersenjata Hamas,” katanya.
Dalam seruannya kepada masyarakat internasional, Turk mendesak semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata segera, menghentikan permusuhan, dan menghentikan pertumpahan darah.
“Ketika dunia merenungkan dan mempertimbangkan ketidakmampuannya untuk mencegah pembantaian ini, saya mendesak semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata segera, meletakkan senjata mereka dan menghentikan pembunuhan untuk selamanya,” ujarnya.
“Para sandera harus dibebaskan. Orang-orang Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang harus dibebaskan. Pendudukan ilegal Israel harus diakhiri dan solusi dua negara yang telah disepakati secara internasional harus menjadi kenyataan,” tambahnya.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah berlanjutnya serangan brutal di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 40 ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.400 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah-tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di bagian selatan, tempat lebih dari satu juta orang Palestina mengungsi dari perang sebelum diserbu pada tanggal 6 Mei. (far)