“LTJ yang diadsorpsi bersumber dari hasil penguraian air tanah terhadap mineral LTJ pada batuan dasar granit dan LTJ hasil oksidasi yang turun mengendap dari horizon di atasnya. Pengayaan LTJ ringan lebih tinggi dibanding LTJ berat,” ungkapnya.
Di akhir paparannya, Armin menekankan bahwa penelitian ini menjadi dasar penting untuk eksplorasi sumber daya LTJ di wilayah Bangka Belitung. Potensi LTJ tidak hanya terdapat pada endapan aluvial timah, tetapi juga pada pelapukan granit, khususnya di daerah kontak Kompleks Pemali dan Granit Kelabat.
Pengayaan LTJ pada pelapukan granit, baik yang dominan lempung maupun laterit, berpotensi besar mengingat sebaran granit yang luas. “Potensi ini harus kita kaji lebih dalam untuk memanfaatkan kekayaan alam kita secara optimal,” pungkas Armin. (ahmad)