IPOL.ID – Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam penyelenggaraan Program JKN, BPJS Kesehatan rutin mengadakan pertemuan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu layanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayah Jakarta Utara.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan kompetensi dokter FKTP baik itu di Puskesmas maupun klinik dalam hal pengetahuan dan keterampilan menangani pasien/peserta JKN dengan dipandu oleh Dokter Ahli/Spesialis Bedah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Utara, Ropik Patriana pada kegiatan Mentoring Spesialis dengan Tema Penanganan Luka Pasca Operasi.
“Dalam pertemuan ini, diharapkan mendapatkan update terkait dengan hal-hal yang menjadi perhatian di BPJS Kesehatan khususnya tentang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien/peserta JKN. Kita mengangkat tema perawatan luka pasca operasi karena di BPJS Kesehatan Jakarta Utara semakin meningkat angka rujukannya. Sebagai dokter di FKTP yang menangani pasien, bapak dan ibu juga harus mengetahui perawatan luka seperti apa yang harus dirujuk. Ini menjadi salah satu perhatian kami apa penyebabnya, apakah karena peralatan tidak tersedia, atau memang tidak bisa dilakukan di FKTP. Sehingga kami harap dengan adanya pertemuan ini, kita sama-sama mendapatkan ilmu-ilmu terbaru untuk diterapkan,” ujar Ropik.
Ropik menambahkan bahwa pertemuan ini tidak hanya menambah ilmu tentang perawatan luka saja, akan tetapi juga disampaikan tentang etika para dokter. Dimana etika menjadi marwah profesi seorang dokter, sehingga dirasa perlu diingatkan kembali pada kesempatan kali ini yang akan dibagikan langsung oleh Ketua IDI Jakarta Utara.
Ropik mengharapkan setelah mendapatkan ilmu baru yang didapatkan pada hari ini dapat diterapkan oleh para dokter pada saat melakukan layanan kesehatan bagi peserta JKN. Sehingga mutu layanan kesehatan yang diberikan dapat optimal dan bermanfaat bagi peserta JKN.
“Saya sangat bangga diberi kesempatan oleh BPJS Kesehatan Jakarta Utara untuk sharing ilmu kepada para dokter di FKTP, karena kalian merupakan garda terdepan yang pertama menangani pasien JKN. Perawatan luka pasca operasi ini tidak dapat dipungkiri masuk dalam masalah di dunia. Sebagian kecil faktanya bahwa jika luka pasca operasi tersebut tidak ditangani secara benar, maka akan masuk dalam Infeksi Daerah Operasi (IDO). IDO adalah infeksi yang muncul pada luka bekas sayatan operasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari pertama setelah tindakan operasi dilakukan. Dan jika IDO, maka akan memperlambat penyembuhan dan menambah biaya perawatan sehingga cost nya pun akan bertambah,” ujar Chandra Svaras, Dokter Spesialis Bedah di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta Utara.
Menurut Chandra, pasien-pasien yang biasanya melakukan kontrol di FKTP, adalah pasien yang memang sebelumnya telah melakukan operasi. Chandra membagikan pengalamannya yang mendapatkan paien yang mempunyai luka yang tidak sembuh-sembuh, ternyata penyebabnya adalah sederhana yaitu karena benang.
Chandra mengatakan bahwa melakukan perawatan untuk luka pasca operasi itu membutuhkan pengetahuan yang luar biasa. Baik itu harus mengetahui tentang rincian operasinya itu sendiri dan hal-hal yang memang berkaitan dengan perawatan lukanya.
“Makanya saya bilang bahwa berbagi ilmu tentang itu merupakan suatu kesempatan baik untuk berbagi kepada dokter yang hadir saat ini. IDO itu menyumbang kurang lebih 20% infeksi yang terjadi di rumah sakit. Karena luka yang tidak dirawat secara benar akan menimbulkan efek negatif. Terutama luka pasca operasi biasanya membutuhkan penanganan yang ekstra,” ujar Chandra. (Irma)