“Supaya jangan sampai direksi ini ada godaan untuk mengamuflase buku (keuangan) sehingga dia bisa menarik hal-hal yang tidak diinginkan padahal tanggung jawabannya tidak selesai, ya dia selesai,” katanya.
Kementerian BUMN juga memiliki audit tahunan dan audit investigasi. Erick bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan tim Kementerian BUMN tak jarang mendalami adanya dugaan fraud pada tubuh BUMN.
Erick mengatakan Kementerian BUMN untuk pertama kalinya memiliki laporan keuangan BUMN secara konsolidasi. Ia menilai sejumlah upaya ini bertujuan agar BUMN bisa menjadi benteng dan lokomotif perekonomian nasional.
“Kontribusi yang sudah diberikan BUMN kepada negara sangat tinggi, Rp1.940 triliun dari pajak, PNBP, dan dividen. Penting menjaga kontribusi BUMN karena kita tahu tidak mungkin pemasukan negara menurun dengan beberapa program yang sedang didorong yang sangat positif, tentu pemasukan negaranya juga harus dijaga. Salah satunya yang berkontribusi besar ialah BUMN,” ucap Erick. (*)