IPOL.ID – Ketidakhadiran Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam Sidang Umum PBB berturut-turut selama dua periode pemerintahannya dapat memberi dampak negatif terhadap upaya diplomasi Indonesia, kata sejumlah analis.
Mereka menilai Jokowi terjebak pada kebijakan pragmatis memburu investasi ekonomi sehingga berdampak negatif pada upaya diplomasi Indonesia. Sejak menjabat sebagai Presiden pada 2014, Jokowi belum pernah datang ke perhelatan tahunan PBB di New York itu.
Pada sidang tahun ini, Jokowi kembali mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk memimpin delegasi Indonesia, dengan mengingatkan semangat Dasasila Bandung untuk mewujudkan solidaritas global, kata juru bicara kementerian Roy Soemirat.
“Bu Menlu diinstruksikan hadir,” ujar Roy kepada BenarNews, menambahkan bahwa Retno juga akan menghadiri sesi debat umum pada Sabtu (28/9).
Dalam sidang-sidang sebelumnya, Jokowi hanya memberikan pidato melalui rekaman video, atau pada awal pemerintahannnya, dia mengutus wakil presiden-nya, Jusuf Kalla, untuk menghadiri perhelatan.