IPOL.ID – Lantaran dalam beberapa waktu belakangan ini daya beli masyarakat menengah ke bawah mulai terus menurun. Para pedagang Warung Tegal (Warteg) ikut terdampak.
Terpantau di salah satu Warteg di kawasan Matraman, Jakarta Timur, dekat gereja, pada siang hari kemarin, hanya terdapat dua pembeli saja. Terlihat dua bangku panjang yang biasanya ramai orang duduk untuk makan namun pada hari Minggu (dan Senin (27-28/10/2024) siang sepi pembeli.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengungkapkan bahwa berdasar pendataan terhadap 50 warteg yang tersebar di Jakarta seluruhnya mengeluhkan sepi pembeli.
“Mereka mengeluhkan turunnya penjualan. Sudah satu tahun terakhir mereka mengeluhkan penurunan omzet,” ungkap Mukroni saat dikonfirmasi awak media di Jatinegara, pada Senin (28/10/2024).
Penurunan jumlah pembeli yang dirasakan pedagang warteg dalam satu tahun terakhir menunjukkan lesunya daya beli masyarakat berdampak pada seluruh sektor ekonomi.
Pekerja kelas menengah ke bawah yang biasanya menjadi pelanggan utama warteg kini harus mengurangi pengeluaran makan karena terhimpit kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya.
“Penurunan daya beli masyarakat berdampak besar bagi para pedagang warteg. Rata-rata penurunan jumlah pembeli dirasakan pedagang warteg sekarang 30 persen,” ujarnya.
Mukroni menambahkan, untuk mempertahankan usaha di tengah terpuruknya daya beli masyarakat, para pedagang Warteg kini menyiapkan sejumlah strategi.
Di antaranya membuat menu paket ekonomis yang disesuaikan dengan kantong pelanggan, menawarkan promosi seperti teh manis gratis pada hari tertentu untuk menggaet pelanggan.
“Tawarkan paket menu ekonomis dengan porsi yang disesuaikan. Ini bisa menjadi cara bagi pelanggan yang anggarannya terbatas untuk tetap makan enak,” jelasnya. (Joesvicar Iqbal)