Kerugian ekonomi ditimbulkan mencapai Rp153 triliun per tahun dalam Produk Domestik Bruto (PDB), terutama akibat penurunan produktivitas di kalangan usia kerja.
“Secara keseluruhan, Indonesia kehilangan hingga Rp2.755 triliun karena dampak rokok, sebuah angka yang menghambat pencapaian visi Indonesia untuk membangun SDM Unggul dan menjadi kekuatan ekonomi global,” ujar Daniel.
Pameran WTA tidak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi, tetapi juga mengancam ribuan pekerjaan di sektor Sigaret Kretek Tangan (SKT).
“Tren mekanisasi dalam industri rokok mempercepat pemutusan hubungan kerja di pabrik-pabrik SKT, meminggirkan buruh yang selama ini menggantungkan hidup pada industri tersebut,” tukas Daniel.
Dia menilai WTA, yang juga mempromosikan teknologi mesin rokok, hanya akan mempercepat mekanisasi yang semakin memarjinalkan buruh dan bertentangan dengan upaya perlindungan tenaga kerja.
Menghadapi ancaman yang ditimbulkan pada pameran tersebut, IYCTC dan ISMKMI, mendesak gubernur Jawa Timur dan pemerintah daerah untuk segera membatalkan penyelenggaraan WTA 2024.