Yon menunjukkan bagaimana kematian puluhan tokoh yang disebut sebagai “pemimpin senior” Hamas sejak berkecamuknya perang setahun lalu, tidak pernah memberi pukulan yang signifikan pada Hamas.
Hal senada disampaikan Hasbi Aswar, pengamat hubungan internasional di Universitas Islam Indonesia (UII).
“Pertama, memang ini (kematian Yahya Sinwar) pasti akan membuat para pejuang Hamas sedikit terpukul. Tetapi Hamas terbiasa melatih banyak calon pemimpin, yang siap menggantikan jika ada pemimpin mereka yang luka atau tewas dalam pertempuran,” ujarnya.
Pandangan kedua pengamat ini diperkuat dengan pernyataan salah seorang pejabat politik Hamas, Khalill Al-Hayya, dalam pesan video hari Minggu. Yaitu bahwa “darah yang tumpah ini akan menerangi jalan (perjuangan) dan menjadi insentif agar kami lebih tabah dan tekun; dan bahwa gerakan Hamas akan terus melanjutkan tekad para pemimpin dan martir, serta rakyat kita, demi berdirinya negara Palestina di seluruh tanah Palestina, dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Insya Allah,” ujarnya.