“Kami perlu menaruh kepercayaan penuh pada generasi muda, kepercayaan ini tak berdiri sendiri, mereka tetap membutuhkan pendampingan yang bijak dan dukungan yang konsisten, agar mereka selalu berada di jalur yang benar dan mampu memaksimalkan potensi mereka demi masa depan bangsa,” imbuh dia.
Pemerintah sendiri telah melakukan upaya konkret untuk mempersiapkan Gen Z melalui sejumlah program. Salah satu contohnya adalah Kementerian PMI telah bekerja sama dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Jerman dalam skema government to government untuk memberikan pelatihan keterampilan dan bahasa bagi calon pekerja migran.
“Pelatihan ini tidak hanya menyiapkan Gen Z untuk bekerja di luar negeri, tetapi juga memberikan mereka pengalaman global yang berharga,” tutur Dzulfikar.
Ia juga menegaskan bahwa peran pemerintah tidak cukup jika hanya fokus pada pendidikan formal, perlu adanya program pelatihan yang mendukung keahlian teknis, mental, serta karakter mereka.
Pondasi Karakter
Pada kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Ahli Utama Deputi Bidang Pengembangan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Imam Gunawan, melihat tantangan Gen Z tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga kesehatan mental dan sikap sosial. Oleh karena itu, pihaknya telah merancang berbagai program pengembangan karakter dan keterampilan bagi Gen-Z sebagai fondasi utama dalam membangun generasi yang berdaya.