Ramdhani juga meyakinkan bahwa kawasan konservasi dan tanah adat akan dilindungi, serta tanah itu akan tetap menjadi milik masyarakat Papua. “Masyarakat Papua, khususnya di Merauke, tidak perlu khawatir dan ragu, tidak perlu takut!” Kata Ramdhani.
Namun dalam pernyataan yang tampaknya kontradiktif, Ramdhani mengatakan konversi ke sawah perlu dilakukan dalam tiga tahun untuk memastikan ketahanan pangan, tetapi beras juga akan diekspor – ke negara-negara kepulauan Pasifik dan Australia karena terlalu mahal untuk mengirimnya ke Jawa.
Franky Samperante, direktur dari LSM Pusaka mengungkapkan bahwa berdasarkan analisa map penggunaan lahan, area yang ditargetkan untuk proyek ini tumpang tindih dengan kawasan konservasi, tempat sakral masyarakat, rute historis leluhur mereka, dan lahan berburu warga.
Pusaka dalam laporannya pada bulan September lalu menyebutkan lebih dari 200 ekskavator mulai menebang pohon-pohon di lahan basah, hutan adat dan lahan lain milik masyarakat adat Malind Makleuw di Ilwayab, Merauke.