Warga memprotes proyek penanaman padi tersebut dalam sebuah acara resepsi penyambutan pejabat pada tanggal 24 September 2024 – seperti tersebar dalam sejumlah video. Para perempuan dengan wajah berhias lumpur putih sebagai simbul duka membawa pesan yang dituliskan dalam kertas sederhana yang dikalungkan di leher mereka yang bertuliskan “Kami menolak perusahaan Jhonlin Group” – salah satu konglomerat utama di Indonesia yang dilaporkan merupakan bagian penting dari proyek pangan tersebut.
Upaya sebelumnya oleh pemerintah dan militer untuk mengembangkan pertanian di Merauke, termasuk dalam dekade terakhir, telah menyebabkan perampasan tanah dan masalah lainnya.
Potensi ketegangan
Kepemimpinan militer dalam program pangan itu memperkuat persepsi bahwa program tersebut semakin mengganggu wilayah sipil, menurut tiga peneliti keamanan.
Analis militer, Raden Mokhamad Luthfi dari Universitas Al Azhar di Jakarta, menyatakan bahwa keterlibatan TNI dalam proyek ini menambah persepsi bahwa mereka semakin mengganggu wilayah sipil dan berisiko memicu kemarahan baru dari kelompok pro-kemerdekaan Papua.