Rodita Salonga lebih lanjut menyampaikan kunjungan ke KRI akan memberikan kesempatan bagi siswa melihat secara langsung kapal tersebut dan peran delegasi ini. “Bagaimana negara-negara bekerja sama untuk menciptakan perdamaian dengan penekanan pada membangun jembatan antar bangsa, “ kata Rodita.
Albert, siswa sekolah Canadian – American School terlihat antusias ketika menyaksikan ada helm dengan bentuk hiu dan walrus (singa laut). “Kenapa hiu dan walrus ini ada di kapal,“ tanya Albert.
Taruna AAL Sermadatar Pelaut Ramadhan Sulistyo menjelaskan dengan penuh kesabaran. “Hiu dan walrus ini akan dipakai untuk parade drum band di taman kota,” jawab Ramadhan. “Wow, apakah bisa ditonton semua orang? “ tanya Albert.
“Oh bisa, kamu bisa menontonnya di Taman Kota Sore ini, “ jawab sang taruna asal Jember ini. Albert, siswa kelas 5 asal Korea ini langsung menjawab pendek. “Menakjubkan.”
Para taruna yang terlibat parade drumband hari ini mengadakan gladi resik di lapangan parkir dermaga dimana KRI Bima Suci bersandar. Gloria taruna perempuan juga memimpin anak-anak yang datang dengan ekspresif. Welcome to Bima Suci. Dia lantas mengajak anak-anak berkeliling ke geladak. (ahmad)