Dia menyebutkan bahwa berdasarkan data dari tahun 2020 hingga semester pertama 2024, terdapat 4.730 WNI yang terlibat dalam kasus ‘online scamming’ di delapan negara, dengan jumlah terbanyak ditemukan di Kamboja dan Filipina.
“Ini menjadi perhatian khusus bagi kita bahwa pelaku ‘online scamming’ bukanlah korban TPPO. Mereka sudah sadar dan memahami bahwa mereka bekerja dalam sektor ‘online scamming’ maupun judi daring,” pungkasnya. (tim)