Pada “Session of Sharing” Ibnu Maryanto membahas dari segi kajian “Cognitive Science” atau multidisiplin ilmu biologi, filosofi, filologi, antropologi, arkeologi dan agama budaya meskipun yang dibahas hanya 1-2 panel. Dari pandangan cognitive memperlihatkan holistiksasi panel cerita telah melampaui atau telah terbahaskan secara detail di masa abad ke 7-8.
Narasumber Ibnu Maryanto, Profesor Riset dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, menjelaskan bahwa Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-7 dan ke-8, menyimpan banyak rahasia, termasuk panel-panel relief Karmawibhangga yang tersembunyi di bawah tanah. Ketersembunyian Panel-panel tersebut memang sengaja tidak diperlihatkan kepada publik untuk melindungi struktur candi, sesuai dengan keputusan UNESCO.
“Kajian multidisiplin terhadap relief ini melibatkan ahli flora, fauna, filologi, etnografi, dan antropologi, arkeologi, budaya dan agama dengan menggunakan pendekatan queer-ecology yang mengeksplorasi hubungan antara flora, fauna, dan manusia dalam relief Karmawibhangga, telah mengeluarkan kognitifikasi di atas nalar yang bisa dipraktekkan di kehidupan masa sekarang atau pelaksanaan budaya sebenarnya jauh lebih maju di era abad Borobudur awal didirikan,” ungkap Ibnu dikutip dalam rilis BRIN.