IPOL.ID – Suara gemuruh itu mengagetkan tidur siang Edi Suriana di akhir Agustus lalu. Warga Desa Suralaya berusia 45 tahun itu, yang takut akan gempa bumi, berlari keluar dari gubuknya yang sederhana.
Tidak berapa lama ia kemudian menyadari bahwa itu adalah uji coba PLTU Suralaya unit 9 dan 10 yang baru selesai dibangun. Meski berdiri sejauh satu kilometer dari rumahnya di Cilegon, Banten, gemuruh pembangkit listrik tenaga uap tersebut cukup keras hingga membuatnya gelisah.
“Suaranya memekakkan telinga. Awalnya saya kita itu gempa,” kata Edi.
PLTU unit 9-10 yang disebut Edi merupakan pembangkit berbahan bakar batu bara terbaru berkapasitas total 2.000 megawatt atau 50% dari kapasitas total kompleks PLTU Suralaya yang sudah tersedia yang dibangun awal 2020.
Proyek ini merupakan bagian upaya pemenuhan target listrik 35.000 megawatt – cukup untuk mengaliri listrık 35 juta rumah – yang dicanangkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 2015 dan uji coba siang itu merupakan persiapan jelang peresmian pembangkit pada akhir 2024.