Edi mencatat setidaknya ada beberapa pengujian lain sepanjang September, termasuk uji coba mesin pada 9 September malam yang mengeluarkan asap kelabu di langit Suralaya.
Video uji coba pembangkit itu belakangan viral di media sosial setelah lembaga pemantau lingkungan hidup berbasis di Jakarta, Trend Asia, mengunggahnya di media sosial X.
Kompleks PLTU Suralaya mulai dibangun pada 1984 di lembah seluas sekitar 240 ribu hektare yang dikelilingi perbukitan, dengan mengoperasikan dua unit pembangkit.
Lima tahun berselang, pembangkit unit 3 dan 4 dioperasikan, disusul penambahan unit 5, 6 dan 7 pada 1997.
Unit 8 berkapasitas 625 megawatt kemudian beroperasi pada 2011, seiring program 1.000 megawatt yang digagas presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhyono.
Lebih Banyak Mudarat
Meski telah beroperasi sekitar 40 tahun, Edi yang lahir di Suralaya 45 tahun lalu itu mengaku justru mendapat lebih banyak mudarat dari keberadaan PLTU di kawasan tempat tinggalnya. Menurut Edi, batuk dan sesak napas adalah “makanan sehari-hari” dirinya dan keluarga.