Indonesia mulai menerima senjata dan perlengkapan militer dari Uni Soviet pada akhir 1950-an, tetapi hubungan antara kedua negara merenggang selama Perang Dingin.
Menurut Bulavin, pengadaan senjata dari Rusia kembali berlanjut pada 2000-an, ditandai dengan kontrak besar, termasuk pengiriman jet tempur Su-27 dan Su-30 serta kendaraan lapis baja BMP-3F.
Pengiriman senjata pertama dari Moskow ke Jakarta dilakukan pada tahun 1958, berupa 100 kendaraan lintas alam militer GAZ-69.
Dari 1992 hingga 2018, Rusia mengirimkan senjata senilai lebih dari USD2,5 miliar ke Indonesia. Pengiriman tersebut mencakup kendaraan lapis baja BTR-80A dan BMP-3F, senapan serbu Kalashnikov seri ke-100, pesawat Su-27SK dan Su-30MK2, helikopter Mi-35 dan Mi-17, serta sistem senjata dan perlengkapan militer lainnya, menurut Alexander Mikheyev, CEO Rosoboronexport, eksportir senjata milik negara Rusia.
Indonesia dikabarkan ingin membeli 10 jet tempur multiperan Su-35 untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger buatan AS yang telah digunakan sejak 1980. Namun, belum jelas apakah apakah ada kemajuan dalam pembelian tersebut.