IPOL.ID – Penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi fokus menteri kabinet merah putih memasuki awal 2025. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam penanganan TBC.
Hal itu berorintasi pada langkah penanganan sejak dari hulu hingga hilir, dengan memanfaatkan berbagai lini pelayanan masyarakat di Indonesia.
“TBC tidak bisa diselesaikan hanya oleh Kementerian Kesehatan saja, tetapi juga melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik di internal pemerintah maupun masyarakat,” ujar Pratikno dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Menteri Pratikno menyoroti pentingnya edukasi dan penguatan infrastruktur dalam upaya pemberantasan TBC. Sebab, lanjut dia, hal itu akan memperkuat kesadaran masyarakat sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk mencegah penyebaran penyakit.
“Ini bukan hanya soal mengobati, tetapi juga membuat lingkungan menjadi lebih sehat. Edukasi masyarakat menjadi penting, infrastruktur menjadi penting,” kata Pratikno.
Dia mengingatkan bahwa dampak TBC tidak kalah besar dibandingkan dengan COVID-19, yang telah menyebabkan banyak korban jiwa.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk menanggulangi TBC dengan sukses, seperti yang telah dilakukan dalam penanganan COVID-19.
“Kuncinya kita harus bisa melihat ini sebagai sebuah krisis, yang kemudian semua pihak harus bekerja keras untuk menyelesaikannya dari hulu ke hilir, semua kementerian dan lembaga terlibat. Cara serupa dapat dilakukan untuk penanganan TBC,” tandasnya.(sofian)