IPOL.ID – Seorang rabi Israel yang hilang di Uni Emirat Arab (UEA) telah ditemukan tewas dibunuh, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu (24/11) dan mengecam kematiannya sebagai “tindakan teroris antisemit yang keji”.
Rabi bernama Zvi Kogan yang bekerja di negara Arab Teluk untuk kelompok Yahudi Ortodoks bernama Chabad itu, menghilang di Dubai pada Kamis.
“Negara Israel akan menggunakan semua cara yang ada untuk membawa para penjahat yang bertanggung jawab atas kematiannya ke pengadilan,” demikian pernyataan kantor perdana menteri, seperti dikutip Reuters.
Kementerian Luar Negeri UEA tidak segera mengomentari berita bahwa jasad Kogan, yang juga memegang kewarganegaraan Moldova, telah ditemukan. Kantor Chabad di UEA menolak berkomentar.
Chabad berusaha membangun hubungan dengan orang-orang Yahudi yang tidak berafiliasi dan sekuler atau sekte-sekte Yudaisme lainnya. Cabang kelompok ini di UEA melayani ribuan pengunjung dan penduduk Yahudi di negara tersebut.
Pihak berwenang Israel menerbitkan kembali rekomendasi mereka terhadap semua perjalanan yang tidak penting ke UEA dan mengatakan bahwa pengunjung yang saat ini berada di sana harus meminimalkan pergerakan, tetap berada di daerah yang aman dan menghindari mengunjungi bisnis, tempat berkumpul, dan tempat hiburan yang terkait dengan Israel dan populasi Yahudi.
Komunitas Israel dan Yahudi di UEA semakin terlihat sejak tahun 2020 ketika negara ini menjadi negara Arab paling terkemuka dalam 30 tahun terakhir yang menjalin hubungan formal dengan Israel di bawah perjanjian yang ditengahi oleh AS, yang dijuluki Perjanjian Abraham.
UEA telah mempertahankan hubungan tersebut selama perang Israel-Hamas selama 13 bulan di Gaza.
Namun, kehadiran publik warga Israel dan Yahudi di UEA tampak surut sejak serangan lintas batas Hamas yang menghancurkan terhadap komunitas Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu konflik Gaza, yang memicu protes di seluruh dunia.
Anggota komunitas Yahudi mengatakan kepada Reuters bahwa sinagoge informal di Dubai ditutup setelah serangan 7 Oktober karena masalah keamanan, dan sebagai gantinya, orang-orang Yahudi berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di rumah masing-masing untuk berdoa dan beribadah.
Satu-satunya sinagoge yang disetujui pemerintah di UEA tetap buka di Abu Dhabi, ibu kota UEA. Tidak ada sinagoge resmi di Dubai, kota terbesar dan pusat komersial UEA.
Tidak ada statistik resmi mengenai jumlah orang Yahudi atau Israel yang tinggal di negara ini, tetapi perkiraan dari kelompok-kelompok Yahudi menunjukkan jumlah komunitasnya mencapai ribuan.
Orang-orang Yahudi telah tinggal di UEA selama beberapa dekade dan sebagian besar mempraktikkan keyakinan mereka secara diam-diam hingga pada tahun 2019, ketika pemerintah mulai mengakui keberadaan mereka secara terbuka. (far)