Dengan kondisi itu, Indonesia berupaya keras memperkuat mitigasi risiko bencana. Pengembangan SNI yang dibutuhkan sebagai panduan bersama dalam upaya mitigasi tersebut, menjadi hal yang sangat penting dan urgent. Dan oleh karenanya agar kemanfaatannya tidak hanya untuk Indonesia saja, maka kontribusi Indonesia terhadap dunia, yang juga memiliki risiko bencana meskipun dengan indeks yang berbeda, dengan pengajuan rancangan standar ISO mendapat sambutan positif anggota ISO, karena kesamaan kepentingan untuk maksud keselamatan manusia dan pengurangan risiko kebencanaan.
Pencapaian pengembangan standar di forum ISO tersebut, tentunya tak lepas dari sinergi dan kolaborasi yang kuat dengan BNPB, pakar dari Universitas Gadjah Mada – UGM, dan Komite Teknis 13-08, Penanggulangan Bencana, yang memiliki ruang lingkup mirroring dengan ISO/TC 292, Security and Resilience.
ISO 22328-2:2024 merupakan revisi dari ISO 22327:2018, Security and resilience — Emergency management — Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system, yang disesuaikan agar sejalan dengan seri standar ISO 22328 tentang sistem peringatan dini. Pengumuman publikasi standar ini telah disampaikan dalam plenary meeting ISO/TC 292, Security and resilience yang dilaksanakan pada 30 September 2024 sampai dengan 4 Oktober 2024 di Liverpool, Inggris. Dalam pertemuan tahunan ini turut hadir delegasi Indonesia yaitu Agus Wibowo dari BNPB, Prof Faisal Fathani dan Prof Wahyu Wilopo (pakar dari dari UGM), serta Meira Rini dari BSN.