IPOL.ID – Dalam siaran persnya, Mentan Amran mengatakan banyak generasi milenial yang berminat mengikuti program petani milenial tersebut termasuk bergabung dalam program cetak sawah dan pertanian modern yang ada di Kalimantan Selatan.
Menurutnya, hal ini karena pemerintah terus melakukan intervensi teknologi mekanisasi sebagai upaya mentransformasi pertanian tradisional ke modern.
“Pemerintah telah menyesuaikan (diri) dengan minat petani milenial, yaitu bertani tapi tidak kotor. Dan yang lebih penting bertani mampu menghasilkan keuntungan 2-3 kali lipat,” ungkap Amran.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, saat ini ada ribuan petani milenial yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti program pertanian modern. Mereka rata-rata berasal dari kampus dan organisasi kepemudaan. Dari hitungan sementara, pendapatan bersih dari pertanian modern ini mencapai kurang lebih Rp20 juta per orang. Pendapatan ini merupakan proyeksi hasil panen yang akan didapat para petani milenial.
“Pertanian modern mampu menekan biaya produksi hingga 50 persen yang diperoleh dari efisiensi tenaga kerja karena kita menggunakan peralatan dan mesin modern, seperti traktor untuk olah tanah, transplanter untuk tanam bibit, drone untuk pupuk dan obat hama, dan combine harvester untuk panen sehingga potensi pendapatan masing-masing petani milenial mencapai Rp10-20 juta per bulan,” jelasnya.