Selain sebagai sumber irigasi, Bendungan Bulango Ulu juga dirancang untuk mereduksi banjir di wilayah hilir Sungai Bolango hingga 84,62 persen, setara dengan 414,22 meter kubik per detik. Dengan tipe konstruksi urugan batu berinti tegak, bendungan ini memanfaatkan aliran dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Bolango yang memiliki luas 243,19 kilometer persegi.
Bendungan ini juga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 4,96 Megawatt, menjadikannya multifungsi untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan. “Selain manfaat irigasi dan pengendalian banjir, Bendungan Bulango Ulu juga akan menjadi sumber energi yang ramah lingkungan, sekaligus mendukung penyediaan air baku,” tambah Toha.
Kinerja Brantas Abipraya dalam pembangunan Bendungan Bulango Ulu pun mendapat pengakuan, dengan raihan dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori Pengerjaan Galian Terowong Spillway dengan Tingkat Kemiringan Tertinggi dan Pengerjaan Galian Terowong Spillway Terlebar. “Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memberikan hasil terbaik dalam membangun negeri,” tutup Toha.