Mengapa Andi-Fatmawati bisa memenangkan pertarungan? Adjie menjelaskan, pertama, tingkat pengenalan dan kesukaan Andi-Fatmawati di atas kandidat lainnya.
Popularitas Andi (68,8%), Fatmawati (49,6%), Ramdhan (34,7%), Azhar (14,5%). Kesukaan Andi (77,5%), Fatmawati
(77,0%), Ramdhan (67,9%), Azhar (62,1%).
Kedua, mayoritas masyarakat menilai puas akan kinerja Andi. Kepuasan masyarakat 74,3%. Ketiga, tingkat keinginan kembali memilih Andi tinggi, 64,0%.
Kemudian hasil hitung cepat Pilkada Jakarta menempatkan Pramono Anung Wibowo-Rano Karno (Doel) paling tinggi, 49,98%. Kedua Ridwan Kamil-Suswono, 39,42%. Ketiga, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, 10,60%.
Hasil hitung cepat terlihat tingkat partisipasi pemilih di Jakarta, 53,09%. Namun kata Adjie, LSI Denny JA tak bisa menentukan satu atau dua putaran, karena ada margin of error sekitar 1%, sehingga khusus Jakarta perlu menunggu hasil dikeluarkan KPUD Jakarta.
Figur Pramono-Rano lebih diterima dibanding pasangan lainnya. Pramono identik dengan Jawa. Doel identik Betawi. Pengenalan dan kesukaan terhadap Doel paling tinggi di antara semua kandidat. Pengenalan Rano sebesar 96,5%. Di sisi kesukaan, Doel mencapai 80,8%. Jauh meninggalkan calon Wakil Gubernur lainnya.