Ia menegaskan arsip dapat memotivasi para perempuan untuk memperjuangkan kemerdekaan serta hak-hak mereka.
“Pada saat melawan penjajahan itu juga muncul gerakan-gerakan menjelang kemerdekaan, dan itu karena memang ada politik etnis, politik pendidikan yang membuat para wanitanya belajar, sehingga dia tahu hak-haknya, kemudian memperjuangkan, dan sebagainya,” ucap Imam.
Ia mengemukakan melalui arsip ada kepingan sejarah yang dirangkai beserta para pelakunya. Untuk itu masyarakat penting untuk menyimpan arsip milik pribadi yang suatu saat dapat menjadi bukti apabila menjalani peran tertentu yang berpengaruh bagi banyak orang.
“Jadi ada puzzle-puzzle sejarah yang dirangkai, yang di situ ada para pelakunya, bisa organisasi, para tokoh, jadi kalau enggak punya peran apa-apa ya disimpan sendiri dulu, karena kita tidak tahu, suatu saat ternyata kita punya peranan. Adik-adik semua yang masih muda, arsipnya ditertibkan mulai sekarang, karena kita tidak tahu ternyata nanti ada jadi menteri, jadi tokoh nasional, tokoh internasional,” tuturnya. (*)