“Vietnam, yang saat ini mampu tumbuh hingga 7-8 persen per tahun dengan ekspor mencapai USD405 miliar, menjadi pembanding yang relevan. Indonesia, meskipun memiliki potensi besar, masih stagnan di angka ekspor sekitar USD 250 miliar. Ini adalah hasil dari lemahnya penguatan sektor industri yang hanya tumbuh 3-4 persen dalam satu dekade terakhir,” ujar Prof. Didik dikutip Jumat (24/01/2025).
Ia menegaskan bahwa tanpa investasi besar-besaran di sektor industri, sulit bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen hingga 2029. Sebagai langkah konkret, pemerintah harus fokus pada reformasi birokrasi, seperti era Presiden Soeharto yang mempercepat ekspor dengan kebijakan efisien.
Kinerja investasi di Indonesia juga menjadi sorotan. Banyak investasi yang bergeser ke Vietnam, mengingat kondisi investasi di Indonesia belum cukup kompetitif. “Tanpa peningkatan signifikan dalam investasi asing, sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi” tambah Prof. Didik.