IPOL.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diwakili oleh Raditya Jati selaku Deputi Bidang Sistem dan Strategi memberikan dukungan operasional penanganan erupsi Gunung Ibu kepada warga terdampak di Halmahera Barat, Maluku Utara.
Perwakilan BNPB yang ditugaskan dalam rangka pendampingan penanganan erupsi Gunung Ibu itu menyerahkan dukungan operasional penanganan kepada Sekretaris Daerah Halmahera Barat di Kantor Bupati Halmahera Barat, pada Selasa (21/1/2025).
Raditya menyampaikan, bantuan itu untuk mempercepat penanganan darurat bencana khususnya bagi masyarakat yang mengungsi.
“Bantuan dana siap pakai sebesar Rp200 juta berupa logistik peralatan dan berupa uang sebesar Rp100 juta kepada Kodim 1501 untuk tujuan kebutuhan operasional tanggap darurat,” kata Raditya, pada Rabu (22/1/2025).
Bantuan barang tersebut hari ini direncanakan tiba di Kabupaten Halmahera Barat untuk selanjutnya segera didistribusikan kepada pengungsi.
“Sebanyak empat truk sudah di Jailolo tinggal menuju lokasi ke Kecamatan Ibu untuk segera didistribusikan agar langsung mendapatkan manfaat bagi para pengungsi,” ujarnya.
Rincian logistik peralatan, antara lain, sembako 500 paket, makanan siap saji 500 pouch, kasur lipat 500 lembar, matras 500 lembar, terpal 500 lembar, selimut 500 lembar, hygiene kit 350 paket, baby kit 150 paket dan velbed 200 unit.
Sekretaris Daerah Halmahera Barat, Julius Marau menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan jajaran BNPB.
“Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat di enam desa yang terdampak erupsi Gunung Ibu, terima kasih kepada BNPB atas bantuan ini, akan segera kami salurkan kepada pengungsi,” ucap Julius.
Setelah memberikan bantuan kepada pemerintah daerah setempat, Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB langsung beranjak menuju Kecamatan Ibu tepatnya SD Inpres 25 Tongute Goin untuk melihat aktivitas pengungsi.
Ketika tiba di SD Inpres 25, Raditya bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera berkesempatan meninjau pelaksanaan psikososial bagi anak-anak yang mengungsi di SD tersebut.
“Suatu kegiatan yang dibangun Dinas Pendidikan, bagaimana anak-anak selalu dalam kondisi bahagia dan gembira dalam masa pengungsian. Kita ingin mengubah suasana dari suatu kejenuhan menjadi kegembiraan,” terang Raditya.
Kegiatan itu menjadi penting. Mengingat anak-anak sudah mengungsi selama beberapa hari dikhawatirkan mengalami kebosanan.
“Akan selalu ada kegiatan yang sifatnya membangun kebahagiaan dan pendidikan informal seperti ini. Ini sebagai salah satu upaya bagi adik-adik yang ada di pengungsian,” tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera, Rosbery Uang menambahkan, telah memulai program ini sejak kemarin dan dijadwalkan akan terus berlanjut selama masa pengungsian.
“Kami menyusun jadwal untuk bisa melakukan kegiatan seperti ini untuk menghilangkan rasa jenuh anak-anak, dalam bentuk menyanyi, mengenal huruf dan melakukan sesuatu yang mereka anggap baik,” imbuhnya.
Sementara, perkembangan data pengungsi yang dikutip dari Pos Komando Penanganan Erupsi Gunung Ibu per Selasa (21/1) jam 16.00 WIT, total pengungsi mencapai 479 Kepala Keluarga (KK) / 1.214 jiwa yang tersebar di delapan pos pengungsian, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pos Pengungsian Kantor Desa Tongute Sungi sebanyak 25 kepala keluarga / 64 jiwa.
2. Pos Pengungsian Gereja Tongute Sungi sebanyak 114 kepala keluarga / 275 jiwa.
3. Pos Pengungsian SD Inpres Tongute Goin sebanyak 46 kepala keluarga / 125 jiwa.
4. Pos Pengungsian Gereja Akesibu sebanyak 31 kepala keluarga / 82 jiwa.
5. Pos Pengungsian SMK Akesibu sebanyak 92 kepala keluarga / 247 jiwa.
6. Pos Pengungsian SD Akesibu sebanyak 101 kepala keluarga / 261 jiwa.
7. Pos Pengungsian SD Tongute Sungi sebanyak 32 kepala keluarga / 82 jiwa.
8. Pos Pengungsian Kantor Desa Tongute Goin sebanyak 38 kepala keluarga / 78 jiwa. (Joesvicar Iqbal)