Selain soal cabai, Loli juga mengakui bumbu menjadi tantangan tersendiri. Untuk mempertahankan rasa masakan Indonesia, dibutuhkan bumbu yang lengkap. Sementara Amerika Serikat yang memiliki empat musim, tak cocok untuk tumbuhnya sejumlah tanaman yang dibutuhkan.
“Jadi ada menu-menu yang seharusnya pakai kemangi, kita tidak pakai kemangi, kita pakai daun bawang saja. Dan kita harus ada daun kunyit, sedangkan daun kunyit dan daun jeruk itu di sini tidak ada, kita harus kirim dari Indonesia,” papar dia.
Di tengah semua keterbatasan soal bumbu asli itu, masakan Dita’s Market tetap bisa diterima banyak pelanggan. Silih berganti mereka datang, membawa pulang menu pilihan di tengah suhu sore yang semakin dingin di Metuchen. Dari sekian banyak pelanggan itu, Henry Angeles mengaku rutin datang karena dia dan istrinya jatuh cinta pada masakan Indonesia.
“Semuanya sangat enak. Saya cukup suka daging sapi, menu daging sapinya (rendang) enak sekali, ayamnya juga enak dan favorit saya adalah ayam serai,” kata Henry yang mengaku gemar masakan pedas.