Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menyoroti bahwa belanja pemerintah menyumbang sekitar tujuh persen terhadap PDB Indonesia pada 2024, didorong oleh pengeluaran pemilu.
Dengan pemotongan yang direncanakan, angka ini bisa turun menjadi lima persen pada 2025, yang berpotensi melemahkan daya saing ekspor, ujarnya.
“Efisiensi yang dilakukan secara brutal akan berdampak pada program-program diluar dari makan bergizi gratis,’’ kata Bhima.
“Misalnya program-program untuk mendorong produk bersaing guna membuka pasar-pasar ekspor alternatif. Ini harus menjadi kajian oleh pemerintah sebelum melakukan efisiensi-efisiensi anggaran,” tegas Bhima.
Pada hari Senin, Prabowo kembali menegaskan sikapnya terkait efisiensi anggaran, mengkritik pengeluaran berlebihan untuk perjalanan ke luar negeri dan seminar oleh pejabat pemerintah.
“Studi banding, studi banding, mau belajar bagaimana mengentaskan kemiskinan studi bandingnya ke Australia, Australia salah satu 10 negara terkaya di dunia, kok belajar ke Australia,” ungkap Prabowo saat memberikan sambutan di Kongres ke-XVIII Muslimat NU, Senin (10/2/).