“Amerika Serikat sebenarnya akan mempengaruhi politik dari berbagai negara. Itu yang dikhawatirkan. Apakah selain Amerika, Rusia dan dunia akan begitu juga. Jadi untuk masalah pengurangan emisi itu besar sekali pengaruhnya baik dari pendanaan maupun program yang ada,” kata Aldrian.
Iqbal Damanik, juru kampanye hutan di Greenpeace Asia Tenggara, memiliki kekhawatiran serupa.
“Ini yang ditakutkan kalau kebijakan ini akan ditiru oleh negara lain, maka target nol emisi akan semakin jauh dari jangkauan,” kata dia.
Menurut dia, kebijakan AS di bawah Donald Trump dapat mengarah pada penghapusan sejumlah peraturan lingkungan yang ada.
“Seharusnya, Indonesia menagih janji yang lebih besar terhadap negara maju tersebut untuk mewujudkan target perubahan iklim. Bukannya mengikuti langkah mereka,” ujar dia.
Keraguan pun muncul terkait masa depan JETP.
Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo mengatakan program JETP merupakan program gagal karena belum ada satupun dana yang dikucurkan pemerintah AS melalui program tersebut.