“Kalau memang tidak ada kepedulian dari kita-kita yang punya kepedulian, maka ke depan ini akan hilang dan punah, karena pembukaan lahan secara liar di habitat aslinya. Setelah membuka lahan, masyarakat memakai herbisida, itu membuat mati umbinya. Umbinya akan membusuk semua kena herbisida,” jelasnya.
Bukan hanya melakukan konservasi, Holidin juga aktif mengajak masyarakat Bengkulu untuk melestarikan bunga bangkai. Di acara-acara kampung misalnya, dia rutin memanfaatkan waktu untuk meyakinkan warga tentang pentingnya flora ini bagi lingkungan. Taman konservasi yang dibangun dengan biaya sendiri, hanya salah satu bukti komitmen Holidin dan keluarga dalam upaya ini.
Apa itu Amorphophallus
Faktor umbi dalam pelestarian bunga bangkai memang penting, seperti dipaparkan Holidin sebelumnya. Bunga bangkai memiliki umbi yang digunakan sebagai sarana budidaya. Umbi ini akan tumbuh menjadi tanaman dengan daun-daun cukup lebar dan batang yang tinggi. setelah tiba waktunya, dia akan layu dan seolah mati. Tetapi ini merupakan fase antara, karena setelah itu akan muncul bunga besar dari titik di mana pohon itu tumbuh. Butuh waktu bertahun-tahun, bisa mencapai 10 tahun, dari umbi ditanam hingga pertama kali muncul bunga bangkai. Setelah sekali mekar dan kemudian layu, bunga akan kembali mekar dalam jangka 2-3 tahun kemudian.