Bunga bangkai yang dibudidayakan, mungkin membutuhkan waktu lebih panjang untuk sampai ke fase berbunga, dibandingkan dengan mereka yang tumbuh di habitat aslinya. Begitu juga, ukuran mekar sempurna bunga bangkai di habitat asli, jauh lebih besar daripada tumbuhan yang dibudidayakan.
“Januari dan Februari biasanya menjadi periode paling banyak bagi bunga bangkai untuk mekar. Di Hutan Lindung Boven Lais, Desember 2024 lalu, ada yang mekar dengan tinggi mencapai 3 meter,” tambah Sofian.
“Kalau Amorphophallus titanum tumbuh di pedalaman, di hutan, itu benar-benar raksasa, berbeda dengan yang dibudidayakan. Kalau kita melihat yang mekar di tengah-tengah hutan, di pedalaman rimba, itu benar-benar kayak bunga purba, saking besarnya,” kata dia lagi.
Daya Tarik Wisata
Karena perbedaan itulah, wisatawan baik dalam negeri maupun dari luar negeri, tetap datang ke Bengkulu agar benar-benar bisa menikmati pesona bunga bangkai itu.
KPPL Bengkulu tidak hanya mengajak masyarakat untuk menjaga bunga-bunga langka endemik provinsi ini, tetapi sekaligus menjadikannya daya tarik wisata berkelanjutan. Di kabupaten Bengkulu Utara misalnya, ada komunitas yang aktif melakukan pengawasan flora dan pengelolaan wisata untuk menunjang ekonomi lokal.