IPOL.ID – Peran Juru Bicara Presiden (Jubir) dalam pemerintahan Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sejak era Presiden Soekarno hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan politik dan media, fungsi Jubir terus beradaptasi untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
“Penting untuk memiliki tim komunikasi politik yang rapi dan transparan. Belakangan pola komunikasi pemerintah, hadirtidak terdeteksi akibat dominasi para pendengung buzzer politik di media sosial,” ujar Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini. Ia menyatakan hal itu saat diskusi publik bertajuk “Kepercayaan Publik yang Hilang: Urgensi Kredibilitas Komunikasi Pemerintahan Prabowo” yang digelar Universitas Paramadina di Gedung Trinity Tower Lt.45 Kuningan Jakarta baru-baru ini dikutip Kamis (13/03/2025).
Prof. Didik J. Rachbini menyoroti perbedaan pola komunikasi pemerintahan dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga saat ini. Menurutnya, komunikasi politik di era SBY cukup baik dengan kehadiran juru bicara resmi seperti Andi Mallarangeng dan Dino Pati Djalal. Namun, setelahnya, pola komunikasi menjadi bising dan kehilangan pesan dengan kehadiran para pendengung.