IPOL.ID – Tren investasi emas di tahun 2025 diprediksi terus meningkat, seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap logam mulia. Data PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunjukkan total penjualan emas mencapai 43,7 ton pada tahun 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen ditopang oleh pembeli grosir (wholesale buyer), sementara 30 persen berasal dari butik logam mulia yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki cadangan emas sebesar 2.600 ton, menjadikannya sebagai negara dengan cadangan emas terbesar keenam di dunia. Potensi besar ini semakin diperkuat dengan peluncuran layanan Bank Emas atau Bullion Bank oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025. Pembentukan Bank Emas bertujuan untuk mengoptimalkan potensi emas nasional serta meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam ekosistem perdagangan emas.
Kegiatan usaha bullion dilakukan oleh lembaga jasa keuangan yang mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK menyatakan bahwa emas yang ditransaksikan dalam kegiatan usaha bullion adalah yang terstandardisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun London Bullion Market Association.