Majelis hakim, jaksa, dan pengacara tentu punya kapasitas untuk memilah mana fakta, mana sandiwara. Namun publik, media, bahkan korban—bisa jadi terpengaruh oleh visual. Karena itu, regulasi sederhana, misalnya berupa panduan berpakaian netral dan profesional di pengadilan, bisa menjadi langkah kecil menjaga objektivitas.
Toh, kalau benar-benar ingin bertobat, ada tempat lebih sakral dari ruang sidang: ruang batin sendiri.***