Terhadap riset tersebut, Rebecca mengungkapkan ingin melanjutkan riset secara khusus tentang perempuan Papua Pegunungan dari segi pola hidup mereka, beban kerja, kepercayaan, dan harapan mereka untuk masa depan. Ia juga akan mendukung pendidikan untuk anak dari SD sampai dengan kuliah untuk menjadi peneliti informal. Di mana, secara terus-menerus mencari informasi tentang budaya Papua Pegunungan, nenek moyang mereka, dan mencatat secara langsung kisah-kisah dari tete dan nenek mereka.
Cahyo Pamungkas, Peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN menanggapi riset tersebut dari perspektif yang lebih luas. Menurutnya, agama lokal bisa ditemui tidak hanya di pegunungan tetapi juga di pantai.
Dijelaskannya tentang teologi-teologi Papua seperti Ugatamee, Hai, dan Koreri secara historis yang telah membentuk orientasi budaya dan agama masyarakat Papua. Teologi-teologi ini tertanam kuat dalam tradisi lisan dan orientasi kehidupan masyarakat. Sehingga itu mempengaruhi adat istiadat dan praktik-praktik budaya mereka.