Kegiatan ini tidak hanya menjadi sorotan karena seremoni penandatanganan Piagam Ukhuwah, tetapi juga karena ketegasan sikap ormas-ormas Islam yang menyuarakan kritik terhadap berbagai aspek kehidupan berbangsa, mulai dari praktik ekonomi, arah politik nasional, hingga minimnya kedaulatan dalam penguasaan sumber daya alam.
Buya Amirsyah membuka pembacaan Piagam Ukhuwah dengan menyampaikan bahwa kelahiran piagam ini bukan sesuatu yang instan.
“Ada dua hal yang ingin kami sampaikan. Kami telah mendiskusikan secara cermat dan seksama melahirkan 10 tausiyah MUI bersama 10 pendiri MUI yang hadir hari ini,” ujarnya.
Dalam lanjutan pernyataannya, Buya Amirsyah menyoroti pentingnya persatuan di tengah dinamika global yang kompleks. Ia mengajak umat Islam untuk tidak terpecah dan tetap menjaga kekuatan ukhuwah sebagai fondasi membangun bangsa.
“Di tengah suasana dunia global baik nasional maupun internasional, kita bertekad mempersatukan bangsa dan umat kita karena inilah modal dasar kita menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya. (ahmad)