Namun, Tiongkok—rival ekonomi utama Washington sekaligus mitra dagang utama—adalah pihak yang paling terpukul.
Beijing juga belum menunjukkan tanda-tanda akan mundur, bahkan bersumpah untuk melawan perang dagang “sampai akhir” dan menjanjikan langkah-langkah balasan untuk membela kepentingannya.
Tarif balasan China sebesar 34 persen untuk barang-barang AS akan mulai berlaku pada Kamis.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan, tarif ini dirancang untuk membuka negosiasi dengan mitra dagang AS.
“Bawa penawaran terbaik Anda, dan Presiden akan mendengarkan,” katanya.
Ia menekankan, kesepakatan hanya akan dibuat jika menguntungkan pekerja Amerika.
Trump juga menyampaikan bahwa pemerintahannya sedang menyusun “kesepakatan yang disesuaikan” dengan negara-negara mitra, dengan prioritas pada sekutu dekat seperti Jepang dan Korea Selatan.
Pejabat perdagangan utama Trump, Jamieson Greer, mengungkap bahwa beberapa negara seperti Argentina, Vietnam, dan Israel telah menawarkan pengurangan tarif mereka.