Guna menangani permasalahan tersebut, pihaknya telah melakukan riset terkait dengan kemasan pangan biodegredable terbuat dari bahan alam. Saat ini ia sedang meriset kemasan pangan bioplastik yang terbuat dari biomassa, seperti dari pati aren dan berbasis selulosa.
“Inovasi ini diharapkan mampu mengurangi sampah kemasan plastik karena lebih mudah terurai,” terangnya.
Selain kemasan pangan biodegredable, Muslih dan kelompok risetnya juga melakukan riset terkait dengan memperpanjang umur simpan produk makanan. Pihaknya telah melakukan riset kemasan aktif dan pintar. ”Selain berfungsi sebagai pembungkus, kemasan aktif juga berfungsi sebagai pembunuh mikroba sehingga mampu memperpanjang umur simpan,” tambahnya.
Riset kemasan pintar yang sedang ia dan tim kerjakan adalah terkait penanaman sensor asam dan basa (PH) dalam kemasan makanan.
“Sensor tersebut berfungsi untuk mendeteksi perubahan pH akibat adanya senyawa yang bersifat basa yang timbul dari kerusakan pangan oleh mikroba. Sensor pH akan berubah warna apabila makanan sudah rusak sehingga konsumen dapat mengetahui kualitas pangan secara real-time tanpa harus melihat tanggal kadaluarsa produk,” ujar Muslih. (ahmad)