IPOL.ID – Nilai dan budaya perusahan PNM menjadi motivasi bagi Triska untuk bergabung menjadi Account Officer (AO) atau Petugas Pendamping di program PNM Mekaar milik PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Saat ini Triska sudah bekerja selama 2 tahun.
Berawal dari nasabah PNM Mekaar Padalarang yang menceritakan adanya kebutuhan dalam penyelamatan lingkungan dari sampah yang tidak diangkut. Lantaran ada TPA yang sedang mengalami musibah kebakaran di lingkungannya.
“Cerita ini kami capture melalui program PNM Bercerita, yaitu program lomba video, diikuti 62 Cabang PNM dalam rangkaian HUT PNM ke-25 tahun dengan tema Terus Tumbuh Tuk Bangun Asa,” kata Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi pada awak media, Senin (3/6/2024).
Seperti halnya yang membuat Triska tergerak untuk membantu para nasabah (PNM) untuk memberikan pelatihan mengenai pengelolaan sampah. Melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) milik PNM, Triska dan nasabah PNM Unit Padalarang belajar bersama mengenai pengelolaan bank sampah melalui Bank Sampah Bukit Berlian Padalarang.
Tidak hanya pelatihan dalam mengelola sampah diberikan, PNM juga memberikan pelatihan mengenai budidaya maggot.
Pelatihan itu merupakan salah satu bentuk dari tiga modal PNM. Dalam mendukung pertumbuhan ultra mikro dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). PNM memberikan tiga modal yaitu finansial, intelektual dan sosial.
Modal finansial diberikan melalui pembiayaan usaha produktif, sedangkan modal intelektual melalui pendampingan antara lain pelatihan, berbagi info dan pengalaman. Kemudian modal sosial, PNM membangun kepedulian nasabah melalui jejaring usaha dan sinergi bisnis yang mampu membantu percepatan usaha nasabah.
Arief menyampaikan bahwa bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah.
“Jadi bank sampah dapat berguna untuk merubah sesuatu tidak ternilai menjadi sesuatu yang berharga. Harapan saya ini bisa memberi manfaat langsung yang dirasakan tak hanya pada pilar ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Triska yang sudah bermimpi untuk dapat bekerja di perusahaan BUMN, sekarang mimpinya terwujud menjadi AO PNM Mekaar.
Dalam kesempatan itu, Triska mengatakan, memang jalan yang dia lalui tidak selalu mudah, tapi dia bersyukur dampak kehadirannya tak hanya bisa banyak membantu para Ibu nasabah melalui pembiayaan saja. Pelan-pelan lingkungan para Ibu nasabah juga bisa dia bantu untuk lebih sehat.
Sementara itu, Ema selaku Ketua Kelompok PNM Mekaar unit Padalarang menambahkan, alhamdulillah berkat pelatihan diberikan, sekarang Ibu-Ibu di sini bisa mengelola sampah organik secara mandiri.
“Sebanyak hampir 2 ton sampah organik sudah berhasil dikelola di Bank Sampah Bukit Berlian Padalarang,” tutur Ema.
Menurutnya, nasabah didorong PNM untuk bisa mendapatkan ilmu baru untuk pengembangan usaha (nasabah) pada masing-masing sektor usaha.
“Harapannya, kami nasabah mampu mengembangkan usaha dengan cara yang berbeda seperti pemberdayaan yang biasa dilakukan,” ujar Ema.
Sekadar diketahui bahwa PNM merupakan lembaga pembiayaan dan pendampingan perempuan prasejahtera di Indonesia melalui sektor usaha ultra mikro. PNM tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk juga dilakukan. Hingga kini sudah ada 15,2 juta nasabah PNM di seluruh Indonesia. (Joesvicar Iqbal/msb)