IPOL.ID- Wacana PDIP mengusung capres gagal di pilpres 2024 lalu dinilai akan menjadi blunder kedua bagi PDIP.
Sebab, blunder pertama PDIP sudah terjadi saat PDIP mengusung Jokowi di pilkada dan pilpres justru balik arah di pilpres 2024 lalu.
Pengalaman itu diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi partai berlambang Banteng gemuk tersebut.
“Karena karakter Anies dan Jokowi sangat jelas memiliki kesamaan. Jangan sampai nanti, PDIP setelah berhasil di pilkada akan ditinggalkan di pilpres 2029,” ujar pengamat politik Trubus Rahadiansyah, Selasa (18/6).
Dia mengatakan, di pilkada Jakarta 2024. Elit PDIP mengalami kebimbangan dalam mencari tokoh yang bisa diusung.
Sehingga, kata dia saat adanya usulan dari DPD PDIP DKI, dukungan elit dan tingkat provinsi tidak bisa sejalan. “Saya kira kalau dilihat kemenangan Anies di Pilkada DKI 2017 lalu. Lebih karena diuntungkan adanya blunder Ahok. Sehingga Anies bisa leluasa. Disamping adanya iklim politik tingkat pusat yang bisa memenangkan Anies saat itu,” katanya.
Di pilkada Jakarta, lanjut pengamat berambut lurus itu dukungan pada Anies sebenarnya masih bersifat usulan dari pengurus partai tingkat provinsi.”Saya lebih melihat Anies yang terlalu berlebihan menyikapi usulan PKB DKI. Karena DPP pun belum. PKS pun saya kira akan mengusung kader internal, bukan Anies kok. Jadi semuanya masih sangat dinamis,” bebernya.
Diyakininya, pada pilkada DKI 2024 akan diikuti tiga pasangan cagub. Selain Anies yang sudah muncul, Ridwan Kamil pun berpotensi diusung Gerindra.”Satu pasangan cagub lainnya kemungkinan besar PKS yang mengusung kader internalnya. Karena PKS merupakan penguasa Jakarta saat ini,” tutupnya.(sofian)