IPOL.ID – Rusia menegaskan tak tertarik untuk ikut campur Pemilu AS 2024 yang mempertemukan Kamala Harris dengan Donald Trump.
Menurut Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, hasil pemilihan presiden di AS adalah urusan Amerika.
“Kami pasti tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara ini (AS),” kata pejabat itu. “Pertanyaannya adalah untuk para pemilih, siapa yang akan dipilih. Meskipun informasi awal tentang kemampuan intelektual calon penerus perempuan untuk Biden yang lama tidak memberikan banyak ruang untuk ilusi,” tambahnya, melansir TASS, Senin (29/7/2024).
Pada 21 Juli, Joe Biden mengatakan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya sebagai Presiden AS, sekaligus mendukung pencalonan Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Biden Menjadi ‘Bebek Lumpuh’
“Presiden yang lemah dan tidak memengaruhi apa pun akan memegang jabatan sementara penggantinya dipilih – mungkin ini lebih mudah. Ia menjadi ‘bebek lumpuh’ dalam arti sebenarnya dari kata ini. Namun, tangannya sepenuhnya bebas selama enam bulan ini. Waktunya hampir habis, Biden dapat melakukan apa saja jika didikte oleh rombongannya – penggantinya dalam hal apa pun akan menderita pukulan balik,” kata politisi Rusia itu.
“Kita, sayangnya, telah menjadi setengah langkah lebih dekat ke bencana global, dengan alasan kecerobohan penuh Barat, ketidakpeduliannya yang mutlak terhadap nasib umat manusia. Saya sangat berharap dunia tidak akhirnya runtuh selama enam bulan ini,” Medvedev menambahkan.
Rusia Beri Kesempatan Calon Pemimpin AS Memperbaiki Diri
Rusia akan memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dan meredakan ketegangan global kepada calon Presiden AS, tetapi situasinya tidak terlalu optimis.
“Kami melakukan segala hal untuk mengamankan warga negara kami dari ancaman paling berbahaya yang kini tumbuh pesat. Tentu saja, kami akan memberikan kesempatan kepada Presiden AS yang baru untuk menjauh dari jurang yang kini tengah didesak Barat ke seluruh dunia. Namun, situasi saat ini tidak terlalu optimis,” katanya.
“Sangat disesalkan bahwa kebijakan AS telah menjadi pikun dan pada dasarnya merosot – seperti halnya seluruh dunia Barat,” pungkasnya. (ahmad)