IPOL.ID – Ramai di laman media sosial X trending LGBT pada Jumat (6/9/2024). Dalam kunjungannya, Paus Fransiskus berkelakar memuji keluarga di Indonesia yang masih berkeinginan memiliki anak banyak. Namun hal ini kontradiktif dengan seruan kontroversial sebelumnya yang menyarankan gereja Katolik memberkati pernikahan pasangan sejenis.
“Tanpa mengurangi rasa hormat, kami khawatir kunjungan Paus ini memiliki agenda terselubung salah satunya terkait kampanye LGBT, apalagi Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi baru-baru ini.
Sebelumnya rohaniwan tertinggi Katolik itu memuji keluarga-keluarga di Indonesia yang masih mau memiliki banyak anak. Menurutnya, kondisi ini merupakan contoh yang baik bagi masyarakat di banyak negara saat ini yang cenderung tidak ingin lagi punya anak.
“(Saya) mendengar bahwa keluarga-keluarga (di Indonesia) masih memiliki tiga sampai empat anak dan ini sebuah contoh yang bagus untuk banyak negara (lain). Karena banyak negara tidak mau lagi memiliki anak tetapi memiliki binatang,” ungkap Paus di Istana Negara Jakarta Rabu (4/09/2024).
Namun demikian, sepulangnya Paus dari Indonesia dan menuju ke Papua Nugini, media sosial ramai dengan trending LGBT. Banyak netizen yang mempertanyakan kedatangan Paus ke Indonesia punya misi terselubung. Hal ini juga mengundang komentar MUI.
“Hidden agendanya kini terbuka lebar dan publik seharusnya menggunakan akal sehat agar tak tertipu sambutan luar biasa,” ungkap KH Muyiddin dikutip dari suaraislam.id.
Padahal, lanjutnya, MUI dalam fatwanya No. 57 tahun 2014 menegaskan bahwa perilaku LGBT itu haram dan mengundang murka Allah cepat atau lambat. Bahkan pemerintah diminta agar segera mengeluarkan UU yang mengikat dimana pelaku LGBT dikenakan sanksi pidana dan hukuman berat lainnya.
Kedua, di Indonesia jumlah umat Kristiani 23 juta dimana total umat Katolik hanya tujuh juta orang, sisanya adalah pengikut Kristen Protestan. “Anehnya jumlah minoritas tersebut seakan memegang kendali kebijakan negeri ini sehingga umat Islam mayoritas tersirap diam,” kata Kiai Muhyiddin.
“Dengan alasan menghormati tamu agung, negara harus berkorban meniadakan siaran azan. Umat Islam selalu diminta bersikap toleran kepada agama lain, jika menolak, dengan mudah dituduh sebagai kelompok intoleran dan radikal,” tambahnya.
Paus Berkati Pasangan Sesama Jenis Secara Terbuka
Diketahui Paus Fransiskus pada Minggu (14/1/2024) membela keputusan penting yang menyetujui pemberkatan bagi pasangan sesama jenis, dengan menyatakan bahwa orang-orang di Gereja Katolik yang menolak keputusan tersebut telah mengambil “kesimpulan yang buruk,” karena mereka tidak memahaminya.
Dalam sebuah wawancara televisi, Paus Fransiskus menyampaikan tanggapan terbuka pertamanya sejak peristiwa 18 Desember 2023 yang memicu perdebatan luas di kalangan gereja, di mana para uskup di beberapa negara, khususnya di Afrika, menolak membiarkan para pastor menerapkan kebijakan tersebut.
“Terkadang keputusan yang dibuat tidak diterima, namun biasanya keputusan itu tidak diterima karena tidak dipahami,” ujar Paus Fransiskus.
“Bahayanya adalah jika saya tidak menyukai sesuatu dan saya menyimpan perasaan itu di hati saya, saya menjadi penentang dan langsung mengambil kesimpulan buruk,” ungkapnya saat dihubungi dari kediamannya di Vatikan dalam program “Che Tempo Che Fa” di stasiun televisi Italia Channel 9.
“Ini yang terjadi dengan keputusan terbaru mengenai pemberkatan bagi semua kalangan,” ujarnya, merujuk pada deklarasi yang dikenal dengan judul Latin “Fiducia Supplicans” itu. Deklarasi itu diterbitkan oleh departemen doktrin Vatikan dan disetujui olehnya.
Sebagai informasi, sejak terpilih pada tahun 2013, Paus Fransiskus telah berusaha membuat gereja yang beranggotakan 1,35 miliar orang itu lebih ramah terhadap kelompok LGBT, tanpa mengubah doktrin moral.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa mereka yang tidak menyukai keputusan apa pun, seperti mengenai pemberkatan pasangan sesama jenis, harus mengungkapkan keraguan mereka dan terlibat dalam “diskusi persaudaraan.”
Namun demikian pada bagian lain di awal tahun ini, ketika Paus Fransiskus berbicara tentang homoseksualitas adalah bukan sebuah kejahatan, Vatikan mengeluarkan pernyataan. Isinya bahwa kemitraan ataupun LGBT seperti itu adalah dosa dan karenanya tidak diberkati. Hal ini sebagai alasan pembelaan terhadap tuduhan dari kaum konservatif bahwa deklarasi tersebut sesat dan menistakan. (tim)