IPOL.ID – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diamanatkan kepada BPJS Kesehatan sejak tahun 2014 telah banyak membantu masyarakat Indonesia yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Hingga saat ini, BPJS Kesehatan selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada para pesertanya yang membutuhkan akses layanan di fasilitas kesehatan (faskes).
Kemudahan yang diberikan kepada peserta tidak hanya melalui inovasi digitalisasi, tetapi juga dengan alur pelayanan yang memudahkan peserta dan hak peserta yang tidak pernah dibedakan.
Gheriya Rahima (20), salah seorang peserta JKN yang saat ini terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) di salah satu Universitas Negeri di Indonesia membagikan pengalamannya saat menggunakan JKN. Sebagai mahasiswi PWK semester 5, Gheriya sudah mulai terlibat dengan kegiatan praktek lapangan dan kerap melakukan perjalanan ke luar kota, bahkan saat libur kuliah dia terlibat beberapa proyek pemerintah yang letaknya jauh dari kampung halamannya. Tak jarang ketika jauh dari rumah, Gheriya sering kebingungan saat sakit atau membutuhkan konsultasi ke Faskes sekitar tempat prakteknya.
“Karena sering keluar kota dan mengerjakan proyek sampai berbulan-bulan saat libur kuliah, saya agak sedikit khawatir kalau gerd yang saya deritakambuh. Apalagi kalau mengerjakan proyek di wilayah yang lumayan jauh dengan kota, kekhawatiran tidak bisa mengakses faskes yang layak pasti ada. Sudah jauh dari keluarga berada di kota orang, sakit, pasti saya ingin dapat layanan berobat dari faskes yang bisa menyembuhkan dengan baik,” kata Gheriya.
Namun kekhawatiran Gheriya tentang akses layanan Program JKN seakan terjawab. Ada satu pengalaman Ketika ia terlibat disalah satu proyek pembangunan tol layang yang dialaminya pada tahun lalu. Saat itu, dia tidak sengaja terjatuh dari tangga rumah kontrakannya sehingga mengakibatkan bibirnya sobek dan gigi depan patah.
“Pertama kali saya menggunakan JKN waktu itu saya sedang mengerjakan proyek tol layang bersama dengan dosen saya. Karena proyeknya jauh dari domisili saya, akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk tinggal sementara didekat lokasi proyek. Karena kecerobohan saya saat menuruni tangga kontrakan, saya terjatuh dengan luka yang cukup parah sampai bibir saya dijahit dan gigi saya patah. Saat itu saya sangat bingung sekaligus khawatir bisa apa tidak saya berobat,” kenangnya.
Pada awalnya, Gheriya berpikir tidak dapat mengakses layanan JKN karena daerah domisili dan Faskesnya tidak tercatat di daerah tersebut. Atau bisa dikatakan tidak bisa berobat diluar Faskes yang dipilihnya. Dengan luka separah itu, tentunya yang terlintas dipikirannya saat itu adalah besarnya biaya yang akan dikeluarkan baik pada saat kejadian dan rawat jalan. Sedangkan ia masih mahasiswa yang belum punya penghasilan, jadi biaya juga salah satu yang menjadi kekhawatirannya.
“Saya agak ragu menunjukkan Kartu JKN digital saya via aplikasi MobileJKN ke petugas admin, takut sekali ditolak, takut tidak dilayani dengan baik. Tapi ternyata semua pikiran saya salah. Saya langsung bisa berobat dan bisa dijamin dengan JKN, tanpa ribet sama sekali. Selama saya dirawat inap dan rawat jalan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Takjub sih, perawat, dokter dan petugas di rumah sakit sangat baik ke saya. Semua rumor terbantahkan ketika saya mengalami dan merasakannya sendiri,” kata Gheriya.
Dengan segala kemudahan yang diperolehnya, Gheriya sangat berterima kasih kepada Program JKN yang telah dihadirkan oleh negara. Serta kepada BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program JKN dan fasilitas kesehatan sebagai penyedia layanan kesehatan. Menurut Gheriya, pelayanan yang ia dapatkan selama menggunakan program JKN sudah sangat baik.
“Saya sangat bersyukur sudah terdaftar sebagai peserta program JKN. Sempat meremehkan malah, ternyata saya yang kurang teredukasi dan kurang mencari tahu informasi. Padahal saya sudah memiliki aplikasinya, sudah sangat jauh berkembang ke arah yang lebih baik dan selalu mengutamakan kenyamanan serta kualitas untuk peserta. Tentu semua ini karena Program JKN yang dihadirkan oleh negara, BPJS Kesehatan sebagai Badan yang mengelola dan Fasilitas Kesehatan yang memberikan layanan kesehatan yang sangat baik.” imbuhnya.
Gheriya berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang merasakan manfaat dari Program JKN. Akses layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan berkualitas adalah hak setiap warga negara. Adanya dukungan dari BPJS Kesehatan dan inovasi seperti Mobile JKN serta layanan non tatap muka lainnya membuat Gheriya yakin bahwa semua orang bisa menikmati layanan kesehatan yang lebih baik.
“Semoga BPJS Kesehatan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua peserta, ketersediaan fasilitas kesehatan semakin luas dan banyak, serta BPJS Kesehatan dapat terus berinovasi memberikan kemudahan bagi peserta untuk dapat menikmati layanan kesehatan dengan kualitas terbaik, tanpa dibedakan dan kemudahan- kemudahan lainnya dari BPJS Kesehatan untuk peserta,” tutup Gheriya pada akhir perbincangan. (ahmad)