IPOL.ID – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasca pedagang mogok berjualan selama dua hari dampak tingginya harga kedelai. Harga telur pun ikutan naik bersamaan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang kerap terjadi mendekati perayaan Nataru.
Seperti kenaikan harga tahu di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (8/12). Hal ini seperti sudah menjadi tradisi menjelang perayaan Nataru. Bahan baku pembuatan tahu dan tempe (kedelai) itu merangkak naik. Harga tahu pun mulai naik sebesar 1.000 rupiah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Nursadah, Pedagang Tahu dan Tempe di Pasar Kramat Jati mengatakan, kenaikan harga tahu sebesar seribu rupiah per bungkus ini tidak bisa terbendung lagi. “Ini hampir semua pedagang tahu di daerah juga sama menaikkan harga tahu, mau gak mau naik, harga tahu mengalami kenaikan seribu rupiah per bungkus,” ujar Nursadah, Kamis (8/12).
Perempuan berhijab itu menjelaskan, belakangan untuk kenaikan harga tahu ini hampir setiap tahun sekali mengalami kenaikan. “Biasanya 2-3 tahun naiknya, belakangan ini setahun sekali harga tahu naik karena harga kedelai juga mengalami kenaikan dan tidak turun-turun,” ungkap Nursadah.
Seperti halnya harga tahu putih dan kuning yang sebelumnya dijual Rp9.000 kini naik menjadi Rp10.000. Sedangkan tahu cokelat yang sebelumnya dijual Rp4.000 per bungkus, kini naik menjadi Rp5.000.
Selain itu, melonjaknya harga tahu juga dipicu akibat adanya aksi mogok berjualan yang dilakukan oleh para pedagang selama dua hari kemarin. Tepatnya pada Selasa (6/12) dan Rabu (7/12).
Para pedagang tahu memang sengaja mogok berjualan akibat tingginya harga kedelai. Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Abas pedagang tahu di pasar.
Para pedagang tahu di pasar berharap agar pemerintah dapat menekan harga kebutuhan bahan pokok. Sebab, pedagang mengaku di tengah berjalannya kenaikan harga, para pembeli terpaksa mengurangi daya belinya. “Pembeli yang biasanya beli banyak tahu jadi dikurangi, biasa beli 10 jadi beli 5 tahu, jadi daya beli pembeli berkurang,” keluhnya.
Sementara, kenaikan sejumlah bahan pokok juga terjadi pada harga telur per kilogram (kg) menjadi Rp30.000. Harga telur yang tadinya sempat diangka Rp24.000-26.000 menjadi Rp29.500 hingga menyentuh diharga Rp30.000 per kilogram.
Kenaikan harga telur tersebut dikeluhkan oleh sejumlah pembeli. Semisal harga tahu dan telur di pasar jika sudah ke lapak pedagang di luar pasar maka harganya bisa melambung tinggi.
“Ya kaget juga belum lama beli telur Rp24.000-26.000 menjadi Rp29.500, eh tadi pagi beli telur Rp30.000 per kg di Pasar Cisalak, itu bagaimana kalau harga telur sudah di warung-warung kecil di luar pasar tradisional, pasti lebih dari segitu,” keluh Andra, 39, warga Cibubur.
Dia pun berharap kepada pemerintah agar kenaikan sejumlah bahan pokok sampai pada telur dan tahu ini dapat ditekan semaksimal mungkin. Karena jika tidak yang pasti daya beli masyarakat akan menurun dan dampaknya akan kemana-mana.
“Kenaikan ini jelang Nataru dan untuk pemerintah terkait harusnya melek mata terhadap kenaikan sejumlah bahan pokok, kedelai, tahu sampai telur, harusnya ditekan harga yang telah melambung tinggi ini, nanti semuanya latah pada ikutan naik juga, harus ada solusi untuk mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok ini,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)