“Betul kita akan menggelar Liga Sepak Takraw Nasiional di beberapa daerah. Di bagi dalam lima zona, misalnya untuk daerah Sumatera, bisa di Sumatera Barat atau Bengkulu. Jawa Tengah, tepatnya di Jepara. Sementara Sulawesi, Kalimantan dan timur lainnya ditentukan dikemudian hari. Dalam liga nanti kita juga mempertandingkan KU-13, ini penting untuk pembinaaan ke depan,” jelas Syafrizal.
Sementara itu, melihat hasil Munas PB PSTI yang digelar Asnawi Abdul Rahman di Sukabumi, Jawa Barat, Desember lalu, Syafrizal Bakhtiar melihat ada beberapa kejanggalan-kejanggalan dan dinilai cacat hukum.
Para pengurus provinsi pun angkat bicara, mulai dari Jabar, DKI, Sulut dan pengprov-pengprov lain.
“Seperti misalnya, Jumaedy Ishak yang asli dari Gorontalo tiba-tiba membuat sendiri surat mandat tanpa alamat kop surat atas nama Pengprov Sulut. Anehnya lagi, mandat ditandatangi oleh Jumaedy sendiri,” kata Sekum Pengprov Sulut John F Sengkey.
Kemudian Asnawi juga memberi mandat kepada Prof. Sofyan Hanif, Ketua II Bidang Prestasi, memberi kuasa untuk hadir di Munas Sukabumi. Dan, Pengprov Bali diwakili dua orang, mestinya hanya Ketua Umum I Made Windia.
“Tapi ironisnya, masa kepengurusan Pengprov Bali sudah habis alias kedaluarsa tapi direkayasa dan diperpanjang sendiri oleh Asnawi pada November 2020, menjadi tahun 2021, supaya I Made Windia bisa ikut Munas. Kemudian ada beberapa kepengurusan yang sudah habis masanya diperpanjang sendiri oleh Asnawi seperti Sulawesi Barat dan Jambi,” jelas Ketua Pengprov DKI Tiro Wali.