indoposonline.id-Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto, mengatakan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme.
“Sejauh ini BIN bersama jajaran penyelenggara intelijen negara memiliki komitmen kuat untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan aksi terorisme,” ujar Wawan pada wartawan, Jumat (9/4/2021).
Wawan mengatakan komitmen ini dilakukan dengan upaya deteksi dan pencegahan dini terhadap potensi ancaman teroris. Selain itu, Wawan mengatakan pihaknya dan seluruh komponen mengejar dan membongkar jaringan kelompok radikalisme dan terorisme termasuk mengedukasi masyarakat.
“Hal itu dilakukan melalui upaya deteksi dini dan cegah dini terhadap potensi ancaman terorisme. BIN juga bersinergi dengan aparat keamanan lainnya, di antaranya Densus 88, BNPT, TNI/Polri, serta tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, OKP, Kementrian/Lembaga terkait serta Pemda,” kata Wawan.
“Semua bersama-sama untuk mengatasi, mengejar dan membongkar jaringan kelompok radikalisme dan terorisme termasuk mengedukasi masyarakat guna turut serta berpartisipasi dalam penanggulangannya. Hal itu adalah sebagai upaya untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kondisi tersebut menunjukkan tekad yang kuat dari BIN bersama aparat keamanan lainnya untuk memberantas radikalisme dan terorisme,” sambungnya.
Wawan menyebut, kegiatan BIN telah menunjukkan efektivitas dalam membongkar jaringan kelompok radikal. Hal ini menurutnya terlihat dari keberhasilan dalam mengungkap sejumlah teroris.
“Sinergitas antara BIN dengan aparat keamanan lainnya pada dasarnya telah menunjukkan efektivitasnya dalam membongkar jaringan kelompok radikal dan teroris. Hal itu antara lain terlihat dari keberhasilannya dalam mengungkap dan mengamankan sejumlah terduga teroris di berbagai daerah,” tuturnya.
Dia mengatakan saat ini BIN terus meningkatkan kemampuan melakukan deteksi dini dan pencegahan ancaman radikalisme. Menurutnya tidak ada pembiaran atau upaya memelihara jaringan terorisme di masyarakat.
“BIN terus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman radikalisme dan terorisme. Tidak ada pembiaran ataupun upaya memelihara jaringan terorisme di masyarakat. Kita ingin semua bisa selesai tuntas dalam waktu cepat, namun memang perlu waktu. Apalagi masalah terorisme memiliki rangkaian dengan jaringan di luar negeri seperti ISIS,” pungkasnya.
Diketahui, Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan lembaga lain melakukan evaluasi atas rentetan aksi teror belakangan ini. Dia tak ingin ada oknum yang justru memelihara terorisme agar selalu ada.
Politisi Partai Gerindra itu membandingkan dengan aksi-aksi teror di Amerika. Mengutip buku Terror Factory karya Trevor Aaronson, Fadli menyebut ratusan aksi teror muncul karena sengaja dibuat oknum tertentu.
“Ada satu buku yang namanya Terror Factory, itu dari 581 kasus terorisme di Amerika yang bikin adalah FBI,” kata Fadli usai menghadiri acara di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (8/4/2021).
“Jangan sampai ada oknum-oknum yang memelihara agar selalu ada terorisme di Indonesia. Seharusnya kita harus habisi yang namanya terorisme itu, dan jangan ada yang menghidup-hidupkan,” imbuhnya. (omw)