indoposonline.id – Jajaran Polda Metro Jaya berupaya memutus mata rantai aksi tawuran hingga ke wilayahnya. Petugas gabungan dari aparat TNI, Polri dan Pemprov DKI melakukan patroli bersama, Kamis (15/4).
Seperti tahun sebelumnya, pengamanan ramadhan dilakukan oleh aparat gabungan, terpaut sering terjadi tawuran di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Saat ini jajaran Polda Metro Jaya membentuk Tim Preventif Strike untuk melakukan pencegahan tawuran.
“Tim preventif strike yang kita bentuk di sini adalah bersama-sama petugas TNI dan Pemprov DKI melakukan kegiatan patroli gabungan ini, setiap hari kita lakukan bahkan sampe ke wilayah,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus pada wartawan, Kamis (15/4).
Tujuannya adalah, lanjut kabid, bagaimana bisa memutus mata rantai, ditambah lagi operasional keselamatan yang digelar tanggal 12 hingga 25 April 2021.
Yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya, pertama adalah kamtibcarlantas, kedua prokes yang harus dipatuhi masyarakat, yang ketiga gabungan bersama-sama dengan TNI, patroli preventif terhadap kemungkinan terjadinya yang memang marak setiap puasa ini adalah tawuran.
“Sistem tawuran yang biasa mereka lakukan biasanya memancing untuk mengajak kelompok lain untuk tawuran melalui media sosial (medsos). Ini kita lakukan patroli bersama terus tapi memang beberapa tempat emang ada seperti terjadi kemaren,” tandasnya.
“Kami tetap akan tindak tegas apapun yang sifatnya kerumunan apalagi tawuran seperti itu kami akan tindak tegas. Kami sampaikan ke wilayah untuk lebih masif lagi untuk patroli di daerah rawan tawuran, misalnya seperti Jaktim, Depok, Jaksel, maupun di tempat lain nah ini kita lakukan patroli dengan skala lebih ketat lagi dan kami akan menindak tegas yang terjadi di Jakarta ini,” tegas Yusri.
Selain itu, polisi juga melakukan patroli siber baik itu dilakukan oleh temen-temen polres maupun polda.
“Hal ini karena modusnya mereka mengajak melalui medsos yang ada. Menantang melalui medsos yang ada. Kemudian kita lakukan patroli di dunia maya, virtual police yang kita kedepankan untuk menemukan hal-hal itu, kita selidiki dan kita lakukan penindakan, kita lakukan pencegahan beberapa kejadian sudah kita lakukan preventif,” terangnya.
Dia katakan, tadi malam di suatu tempat di Jakarta Selatan terjadi tawuran. “Termasuk didalamnya kita bubarkan semua kerumunan karena masih Pandemi Covid-19 juga operasi keselamatan kita lakukan,” katanya.
Tak hanya itu, Saur On The Road (SOTR) juga dilarang aparat Kepolisian. “Perlu kita tegaskan ada beberapa masyarakat yang bertanya bagaimana mau bagi-bagi takjil atau makanan sahur untuk masyarakat yang membutuhkan. Saya tegaskan yang dilarang ini kelompok orang kalau pake mobilnya atau motornya rame-rame sifatnya ada kerumunan ini yang tidak boleh, kalau cuma satu atau dua mobil bergerak membagikan takjil saat sahur itu gapapa silahkan saja,” ungkapnya.
Dikatakannya, yang dilarang ini sifatnya yang ramai-ramai, bersama-sama, ada mobil yang iring-iringan itu yang dikatakan dilarang untuk SOTR, tapi kalau satu mobil bawa makanan bagi-bagi makanan silahkan saja. “Itu kan memang budaya kita berbagi dibulan ramadhan ini, berbagi kasih, kalau sifatnya kerumunan itu yang dilarang,” ujarnya. (ibl)