Hanya member Klub 1880 yang boleh ke restoran itu. Kalau pun bukan member masih bisa, tapi harus diundang oleh member di situ. Seorang member hanya boleh mengundang tiga teman non-member.
Di Singapura memang banyak klub seperti itu. Ada yang orientasinya Western –yang anggotanya kebanyakan orang bule atau yang kebarat-baratan. Ada yang orientasinya Chinese. Sesuka yang mendirikan. Klub 1880 itu kelihatannya sangat Western. Nama pendirinya: Marc Nicholson. Jangan-jangan sudah ada sejak zaman penjajahan Inggris dulu.
Di Hongkong juga banyak klub seperti itu. Atau London. Atau kota-kota besar di dunia. Tentu saya pernah makan di klub-klub seperti itu. Misalnya di Press Club Hongkong. Atau di Cricket Club Singapura. Atau di Mercantile Club di Jakarta.
Di Surabaya juga pernah berdiri klub seperti itu. Satu-satunya. Tapi hanya berumur pendek. Iurannya dianggap terlalu mahal –untuk ukuran Surabaya. Harga makanannya juga lebih mahal dari restoran termahal –dengan rasa yang tidak lebih istimewa.
Klub 1880 Singapura itu kini terkenal di dunia. Gara-gara menu ayam nugget hasil peternakan lab itu. Tapi seorang teman saya Singapura –yang punya beberapa Ferrari– tidak tahu itu. Padahal saya berharap ia salah satu anggotanya. Lalu bisa mengundang saya untuk makan di situ –terutama ingin tahu yang itu.